Hari minggu bulan ini ternyata full acara, jam 15.30 di jalan Gajah Mada Denpasar ada Pesta Rakyat. Mau tahu apa isinya, silakan lihat poto-poto berikut

Ruas Jalan Gajah Mada yang ditutup, dibangun gerbang dan gratis masuk bagi Rakyat

Suasana masih agak lengang di dekat gerbang masuk, karena posisi pembukaan terkonsentrasi di satu titik perempatan jalan.

Leak Ngakak

Motor Gede salah satu yg dipamerkan

Food Festival, Masakan Khas Bali

Serombotan, Sayuran dengan bumbu pedas dan kacang mes

Si Emak sudah dapat tongkrongan enak, sambil makan serombotan

Bakul Mie China, kayaknya enak tapi masih kenyang, sayang sekali...

DENPASAR HERITAGE TOWN

Para remaja yang akan ikut tampil dalam pembukaan GajahMada Town Festival, sedang menunggu giliran atraksi

Barong Landung, Jero Gede(hitam) dan Jero Luh(putih)


Para pemeran, sedang bersiap menuju pentas

Dokar hias ya? yg ini juga siap pentas



Ketika pentas dimulai, mereka menari dengan ekspresif

Seorang Pemain drama ikut menonton

Menonton dari atas pun asyik

Dan anjing pun turut menonton dari atas

Penjagaan ketat

Petugas DKP beristirahat sejenak dan menikmati makan siang, karena usai pembukaan acara ini mereka pastilah bekerja keras lagi.
Aku suka gaya makan mereka, Nasi bungkus daun, makan pake tangan dan mengangkat sebelah kaki.

Capek, istirahat di bawah pohon asem

Sepatuku jebolll!!!

Lho? Kok ada anjing? sepatuku wangi ya??

Ooh... ternyata anjing milik ibu dagang Kopi, namanya Hékel

Dan temannya, Chucho

Pulangnya, dapat bonus buah asem.
Terima kasih... inilah yang dimaksud dengan mengambil gratis sedikit milik Tuhan Yang Maha Keren
Minggu pagi langsung berkendara motor dari Jimbaran sampe Ubud, lama perjalanan 1 jam 45 menit. Tujuan utama adalah langsung ke Seniwati Gallery, si Emak ada rapat tutup tahun, dan ternyata kita adalah orang pertama yang sampe. Daripada bosan, maen ke pasar Ubud cari sarapan.

Seniwati Gallery, perkumpulan pelukis wanita di Bali

Jalan Raya Ubud di minggu pagi, lumayan rame

I Love Bali Dog,
jadi inget proyek pemerintah bareng dinas peternakan yg kurang kerjaan, berlomba-lomba suntik mati anjing liar tanpa karantina seperti yg digembar-gemborkan di koran(kemungkinan sudah ada orang yg punya, tapi ga ada péneng) dengan dalih penangkalan rabies. Dampaknya beberapa Turis luar negeri pecinta binatang tidak menyukai hal ini dan ada yg melayangkan protes tentang tindakan sembrono macam ini. Beberapa minggu lalu semua banjar mengadakan suntik vaksin gratis bagi pemilik anjing di seluruh Bali, dan dana vaksin ini sumbangan dari Australia.

Pasar Ubud, pasar tradisional dan oleh-oleh bagi wisatawan


Kerajinan tangan, tas wanita dan boneka kayu

Bedcover yg berwarna-warni dan cara pedagang mendisplay dagangannya

Setiap sudut pasar sangat berarti bagi para pedagang

Kakek dan layang-layang yg berwarna-warni

Jerapah kayu

Kucing manis

whoaa...monyet tuli, bisu dan buta
- Speak no evil
- Hear no evil
- See no evil

Gantungan lampu warna-warni berbentuk ikan dari kulit

Seorang pedagang sedang mempersiapkan kerajinan tangan
Dan ujung-ujungnya...makanan juga

Jajanan pasar, roti kukus, ketan, wajik kojong, apem kojong walah....ga tau namanya...tumben lihat

Nah ini yg aseli bali, jajan Laklak, sejenis serabi terbuat dari tepung beras dan dimasak menggunakan loyang tanah liat

Macam-macam bubur, bubur injin, bubur singkong, bubur sumsum

Bubur sumsum dengan pewarna daun suji dan aroma pandan, Yummy

Ini adalah hot spot bagi yg mencari sarapan di Pasar Ubud, menyediakan Nasi Ayam Betutu. Posisi warung agak aneh ini berada di antara dua tangga dan berada di pojok.

Sipp...sarapan berat Nasi Ayam Betutu.
Enak!!! Disarankan jika ingin mampir sarapan disini....
Tapi jadi inget rapatnya si Emak.....

Yang pertama jadi yang terakhir....
ternyata rapat sudah dimulai...hehehe....

Perpustakaan Seniwati Gallery

Buku Frida Kahlo, menarik juga...
Dan sekitar jam 12 siang rapat usai, kami harus kembali ke Istana Raja Shiro untuk menyiapkan makan malam Raja dan Ratu cerewet.